Entri Populer

Minggu, 01 Mei 2011

budi pekerti akhlak mulia


Penerapan Akhlak Mulia Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara: Kasus Implementasi Undang-Undang Sisdiknas E-mail
Written by hendri setiawan
Sejujurnya, kita patu bertanya, sumbangan apakah yang telah diberikan oleh pendidikan nasional selama ini dalam matra pencerdasan bangsa? Jika seperti yang ditemukan oleh ilmuan di bidang psikologi pendidikan, bahwa kecerdasan manusia itu terdiri dari kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual, lantas model kecerdasan seperti apa yang telah dibangun oleh sistem pendidikan kita?

Pertanyaan ini penting untuk diajukan, mengingat harapan dan tumpuan masa depan bangsa banyak dilimpahkan kepada dunia pendidikan. Sejumlah kerusakan dan kemunduran dalam ragam aspek kehidupan, kini dinilai sebagai akibat dari tidak berfungsinya sistem pendidikan kita dalam mengembangkan pribadi-pribadi handal yang memiliki kesadaran diri dan lingkungannya. Pendidikan divonis telah gagal menelorkan pribadi yang mampu melakukan individuasi dan partisipasi. Akibatnya, luaran pendidikan kita bukan hanya miskin dalam kapasitas skill dan intelektual, tetapi juga rapuh dalam karakter dan moral. Problem nasional yang muncul sesudahnya bukan hanya menyangkut pengangguran dan keahlian rendah para alumnus, tetapi juga melebar kepada ancaman kerusakan moral dan kriminalitas. Memang, untuk memperbaiki ketertinggalan dalam hal pertama, konsep link and match selama ini sudah coba diupayakan dalam berbagai bentuk program, tetapi masalah yang terakhir nyaris belum tersentuh secara serius.



Pendidikan Nilai



Bagaimanapun, sekolah dalam sistem pendidikan kita masih memegang posisi yang sangat menetukan bagi perkembangan kepribadian siswa. Secara kuantitatif, siswa kita menghabiskan hampir separuh dari waktunya setiap hari. Amat disayangkan jika waktu sebanyak itu tidak dimanfaatkan untuk merancang program pembelajaran yang khusus ditujukan untuk pembinaan dan pengembangan kepribadian siswa. Dengan menerapkan beberapa model pendidikan kepribadian yang ada, sekolah sesungguhnya dapat dioptimalkan untuk mendidik siwa-siswi-nya lebih manusiawi, dengan pendekatan belajar menyenangkan, dan berorientasi pada pembentukan karakter.

Peningkatan gejala-gejala penyimpangan moral yang terjadi seperti bunuh diri, penyalahgunaan obat terlarang, aborsi di kalangan remaja, seks bebas, dan pelbagai tindak kriminal, marak terjadi di nnegara kita ini. Dalam kaitan ini Thomas Lincona, menulis sebuah buku yang khusus berbicara pendidikan nilai-nilai kepribaddian bagi anak sekolah, "Educating for Character." Dalam buku ini Lincona mengusulkan dua nilai moral dasar yang harus diajarkan kepada siswa di sekolah, yaitu persoalan respect dan responsibility. Respect yang mencakup tiga hal-penghargaan terhadap diri sendiri, terhadap segala bentuk kehidupan, dan lingkungan hidup-merupakan sisi "larangan" moralitas yang mengajarkan apa yang sebaiknya jangan dilakukan. Sedangkan responsibility merupakan sisi "tanggung jawab" yang mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan.

John P. Miller (2002), seorang ahli pendidikan dari Ontario Institute for Studies in Northwestern Center, menawarkan sejumlah model pembelajaran yang mampu menumbuhkan daya kreatif siswa sehingga tumbuh menjadi pribadi yang cerdas sekaligus memiliki keluhuran budi. Ia menuangkan gagasannya tersebut dalam sebuah buku berjudul "Humanizing The Class Room; Models of Teaching in Affective Education." Dalam buku tersebut, Miller memperkenalkan 17 model pembelajaran yang dapat dipilih oleh pelaku pendidikan dalam penerapan di kelas sesuai dengan keberadaan anak dan lingkungan yang mengitarinya.

Ketujuhbelas model tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat rumpun model, yakni (1) pengembangan (developmental), (2) konsep diri (self-concept), (3) kepekaan dan orientasi kelompok atau sosial (sensitivity and group orientation), dan (4) perluasan kesadaran (consciousness-expansion). Guru dan praktisi pendidikan di sekolah, selanjutnya dapat memilih model-model tersebut dengan mempertimbangkan dua hal; pertama, tujuan dan kepentingan yang menjadi prioritas bagi guru/fasilitator dalam proses pembelajaran yang ditanganinya. Kedua, dengan memperhatikan dan menyesuaikan struktur dan suasana lingkungan yang mengitari anak didiknya.

Memang, kesadaran dan tanggungjawab untuk menyelamatkan bangsa dari kerusakan dan kebejatan moral, seharusnya tidak hanya dilimpahkan kepada insan dan institusi pendidikan semata. Ini merupakan kerja besar dan mulia serta sangat mendesak, yang wajib dipikul bersama, termasuk oleh elit bangsa yang kini duduk di pentas politik puncak.



Kedudukan Agama

Agama mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dan strategis, utamanya sebagai landasan spiritual, moral, dan etika dalam pembangunan nasional. Agama sebagai sistem nilai seharusnya dipahami dan diamalkan oleh setiap individu, keluarga, masyarakat, serta menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, pembangunan agama perlu mendapat perhatian lebih besar, baik yang berkaitan dengan penghayatan dan pengamalan agama, pembinaan pendidikan agama, maupun pelayanan kehidupan beragama.

Di beberapa wilayah Indonesia pernah muncul sejumlah kerusuhan sosial berlatar belakang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), yang potensial mengancam integrasi bangsa. Kehidupan beragama yang semula berjalan rukun dan harmonis, kini porak-poranda akibat kerusuhan tersebut yang menelan korban harta dan jiwa yang tak terbilang seperti yang terjadi di Kalimantan Barat, Maluku, dan Sulawesi Tengah. Selain itu, kesenjangan antara kesemarakan kehidupan beragama di satu pihak dan perilaku sosial yang bertentangan dengan norma agama di lain pihak, kerapuhan etika dan nilai-nilai agama, terjadinya penurunan akhlak mulia, dan kelemahan sendi-sendi moralitas agama, secara nyata turut menciptakan kerawanan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Praktik korupsi, kriminalitas, perjudian, perilaku asusila, peredaran dan pemakaian narkoba, dan perilaku permisif yang tidak lagi mengindahkan adab kesopanan dan kesantunan merupakan sebagian bukti rendahnya kualitas pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan masyarakat Indonesia terhadap ajaran agamanya.

Dalam kaitan ini, dalam kehidupan bernegara kita perlu (1) memantapkan fungsi, peran, dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala perundang-undangan tidak bertentangan dengan moral agama-agama; dan (2) meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama sehingga terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Berkaitan dengan agama ini, pada era reformasi telah ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggantikan UU No. 2 Tahun 1989. Undang-undang Sisdiknas mengatakan dalam Pasal 3, bahwa. "Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".

Agama antara lain berfungsi sebagai sumber motivasi, inspirasi, dan evaluasi kehidupan. Dalam hal ini agama membawa misi profetik, konstruktif dan korektif terhadap kehidupan. Keberagamaan yang diperlukan saat ini -sebagai ekspresi sila pertama Pancasila - adalah yang bersifat etikal yang melahirkan kesalehan sosial. Bukan keberagamaan yang bersifat ritualistik belaka, yang hanya melahirkan kesalehan individual. Melainkan dapat melahirkan insan-insan mulia yang menebarkan kebaikan bagi orang-orang lain dan bukan sebaliknya, menjadi ancaman bagi sekitarnya. Pada sisi yang lain, kebijakan peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, perlu diarahkan kepada pembentukan akhlak, iman, takwa dan akhlak mulia harus terjadi dalam interelasi integral. pendidikan perlu berorientasi pada pendidikan nilai (value education). Yakni pendidikan yang tidak hanya mengembangkan iptek melainkan juga nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.





Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan secara simultan diharapkan dapat memancing tumbuhnya kesadaran akan semangat persaudaraan, spirit humanitas dan kedewasaan diri serta kesucian hati (kalbu) harus mengemuka Terlihat dengan jelas bahwa pembinaan kepribadian bangsa menjadi landasan utama sistem pendidikan nasional yang sarat dengan muatan nilai-nilai, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia. Salah satu hal yang sering menimbulkan pertanyaan terkait dengan UU tersebut adalah tidak dituangkannya Pendidikan Pancasila secara eksplisit sebagai mata pelajaran atau matakuliah dalam kurikulum. Lalu, di manakah posisi Pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan nasional kita, sementara Pasal 2, menyatakan bahwa "Pendidikan Nasional berlandaskan Pancasila dan UUD 1945"

Kesalehan individual semestinya mewujud menjadi kesalehan sosial. Sosok seperti itulah, yang diperlukan bangsa Indonesia untuk membebaskan dirinya dari keterpurukan dan berbagai jeratan immoralitas, serta kemudian mendorong bangsa kepada kemajuan dan keunggulan. Maka, mata pelajaran atau matakuliah yang menggarap aspek kepribadian seperti pendidikan agama dan pendidikan Pancasila dapat difungsikan sebagai medium untuk membangun manusia sehat. Sehat jasmani, rohani dan sosial. Pada gilirannya, dengan kekuatan kolektif membangun lingkungan hidup kemanusiaan yang sehat pula. Bermuara pada terwujudnya peradaban nilai yang sehat, dan menggantikan peradaban materi yang menggejala.

Oleh karena itu, implementasi Undang-undang Sisdiknas diarahkan pada program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama Pendidikan agama di sekolah umum (TK, SD, SLTP, dan SMU) bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi siswa guna meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta pembinaan akhlak mulia dan budi pekerti luhur. Sasaran yang ingin dicapai adalah menurunnya pelanggaran etik dan moral yang dilakukan oleh siswa dan mahasiswa, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) menyempurnakan materi pendidikan agama dengan memberikan tambahan bobot pada kehidupan nyata sehari-hari; (2) memasukkan muatan budi pekerti yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan di dalam kurikulum pendidikan;



Penutup: Makna Kecerdasan

Menurut Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat ini-demikian juga dengan sila-sila dalam Pancasila-menunjukkan betapa para pendiri bangsa adalah pemimpin yang visioner, cerdas, dan berkebangsaan serta berwawasan luas. Apakah kecerdasan, visi, dan cita-cita luhur para pendiri bangsa ini sudah tercermin dalam RUU Sisdiknas ?

Kata "mencerdaskan" ini diperluas maknanya dalam tujuan pendidikan nasional menjadi "mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa" Ini merupakan kecerdasan spiritiual, yaitu kesadaran terhadap keberadaan diri sendiri dan kemampuan memahami relasi diri dengan Sang Pencipta. Dengan kecerdasaan ini, manusia bisa memahami dan memaknai kehidupannya sebagai bagian dari suatu rencana besar untuk kebaikan seluruh umat manusia dan kemuliaan Tuhan, dan bukan hanya untuk kepentingan golongan dan agamanya sendiri.

teknik enginering

MELEPAS TRANSMISI DARI KENDARAAN
1. Lepaskan kabel batere dari terminal negatif.
2, Lepas empat sekrup dan karet pada tuas pemindah.
3. Angkat kendaraan dan kuras oli transmisi.
Perhatikan: Pastikan bahwa kendaraan ditopang dengan baik.
4. Lepas tuas pemindah.
a. Lepaskan kabel dan karet.
b. Lepas dua baut dan lepaskan tuas pemindah gigi.
5. Lepas pores propeler
6. Lepas pipa knalpot.
7. Lepas kabel speedometer dan kilometer switch lampu mundur.
8. Lepas kabel kopling.
9. Lepaskan baut penahan transmisi.
l0. Turunkan transmisi.




Catatan: Sebelum menurunkan transmisi, taruh dongkrak di
bawah mesin, lindungi bak oli dengan balok kayu.





MEMBONGKAR UNIT TRANSMISI
Komponen komponen transmisi manual.


Komponen-komponen transmisi manual Toyota Kijang (1-40)







Komponen transmisi manual (Ianjutan)

Langkah-Iangkah membongkar.


1. Lepaskan garpu pembebas dan hub dengan bantalan pembebas.
2. Lepas roda gigi gerak speedometer dam switch lampu mundur.
3. Lepas rakitan tutup bak transmisi.
4. Lepas rumah kopling dan penahan-bantalan depan.
5. Lepas extension housing.

11. Lepas roda gigi counter.
a) Lepas roda gigi counter.
b) Lepas dua bantalan rol jarum dan spacer dari roda counter.
c) Lepas dua cincin dorong dari bak transmisi.


8. Melepas roda gigi counter



12. Ukur celah dorong setiap roda gigi menggunakan feeler gauge
ukur celah dorong.

Celah standar : 0,10 10,25 mm (0,0039 — 0,0098 in).
Celah maksimum : 0,25 (0,01 in).





9. Mengukur celah dorong setiap roda gigi



13. Lepas roda gigi Speedometer
a) Menggunakan tang Snap ring, lepas snap ring.
b) Lepas roda gigi penggerak speedometer.
c) Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci.
d) Menggunakan tang Snap ring, lepas snap ring



10. Melepas roda gigi penggerak speedometer



14. Lepas penahan bantalan belakang poros output dengan bantalannya, roda gigi-1, dua bantalan rol jarum, luncuran dalam, dan bola pcngunci.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.



11. Melepas snap ring

b) Menggunakan hidrolik pres, lepas penahan bantalan dengan
bantalannya, bersama-sama roda gigi-1, dan luncuran dalam.
c) Lepas dua bantalan rol-jarum
d) Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci.



15. Lepas ring synchromesh, hub sleeve no. 1, dan roda gigi-2,
menggunakan SST dan hidrolik pres, lepas hub sleeve no. 1, ring
synchromesh, dan roda gigi-2. SST 09950 - 00020.



12. Melepas hub sleeve ring synchromesh dan roda gigi-2



16. _ Lepas hub sleeve no. 2, ring synchromesh, dan roda gigi-3. 1

a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.



13. Melepas hub sleeve ring synchromesh dan roda gigi-3

b) Lepas hub sleeve no. 2 bersama-sama ring synchromesh
dan roda gigi-3.

Melepas hub sleeve bersama-sama ring synchromesh dan roda gigi-3

lirik dear god


Lyrics | Avenged Sevenfold lyrics - Dear God lyrics

nama-nama perusahaan

Nama Perusahaan
Alamat
Jenis Produksi
1
PT ABADI BARINDO AUTO TECH
Jl Jawa I Blok J-11
Car Seat & Car Interior
2
PT ASAHI BEST BASE INDONESIA
Blok C2
Manufacturing Wire Harnes
3
PT ASMO INDONESIA
Blok FF3&5
Manufacturing Automotive
4
PT BANDO ELECTRONICS INDONESIA
Blok T 9-1
Manufacturing Electronic
5
PT D & M INDONESIA
Blok I - 6
Manufacturing Textile
6
PT CHRESTEC INDONESIA
Jl Lombok I Blok N-2
Printing & Package
7
PT DAIDO METAL INDONESIA
Blok M 25-26
Manufacturing Automotive
8
PT EMBLEM ASIA
Blok I - 3
Manufacturing Plastic&Rubber
9
PT ENOMOTO SRIKANDI INDUSTRIES
Blok B4-1
Manufacturing Metal Goods
10
PT FDK INDONESIA
Blok MM-1
Manufacturing Electronic
11
PT FEDERAL NITTAN INDUSTRIES
Blok F-4
Manufacturing Automotive
12
PT FILTECH INDONESIA
Blok JJ 3-1
Manufacturing Automotive
13
PT FUSUKE KOGYO INDONESIA
Blok M-3-1
Manufacturing Plastic&Rubber
14
PT FUKUYAMA GIKEN INDONESIA
Blok N-1
Manufacturing Automotive
15
PT GOO INDONESIA CHEMICALS
Blok M-30
Manufacturing Chemical
16
PT HAMABO INDONESIA
Blok D-9
Trading House
17
PT HIGASHIFUJI INDONESIA
Blok H-12
Manufacturing Electronic
18
PT HOGY INDONESIA
Blok H-3-1
Manufacturing Other Industries
19
PT HYMOLD INDONESIA
Blok M-2-1
Manufacturing Plastic&Rubber
20
PT ICHIKOH INDONESIA
Blok LL-1
Manufacturing Automotive
21
PT J S T INDONESIA
Blok GG-4
Manufacturing Electronic
22
PT JFE SHOJI STEEL INDONESIA
Blok B-4-2
Manufacturing Metal Goods
23
PT KANSAI PAINT INDONESIA
Blok DD-7
Manufacturing Chemical
24
PT KAWASHIMA ENGINEERING IND
Jl Bali Blok T-9
Manufacturing Plastic&Rubber
25
PT KDS INDONESIA
Blok O No 20-21
Manufacturing Electronic
26
PT KEIHIN INDONESIA
Blok JJ-1
Manufacturing Automotive
27
PT KEL INDONESIA
Blok O-4
Manufacturing Metal Goods
28
PT KITAGAWA INDUSTRIES INDONESIA
Blok J-10-1
Manufacturing Electronic
29
PT KOJIN INDONESIA
Blok LL-8-1
Manufacturing Electronic
30
PT KOTERA INDONESIA
Blok N-12-1
Manufacturing Metal Goods
31
PT MANDOM INDONESIA TBK
Jl Laksda Yos Sudarso
Manufacturing Cosmetics
32
PT MEIWA MOLD INDONESIA
Blok NN-3
Manufacturing Mold
33
PT MITRA DAYACIPTA METALINDO IND
Jl Bali I NoBlok T4
Manufacturing Metal Goods
34
PT MITSUBA INDONESIA PIPE PARTS
Blok NN-12
Manufacturing Automotive
35
PT NEW WAVE LOGISTICS INDONESIA
Blok J-10
Transportation,Shipping
36
PT NEW WAVE WAREHOUSING IND
Blok EE-4
Services Logistic
37
PT NIHON CHEMICAL INDONESIA
Blok FF-4
Manufacturing Chemical
38
PT NIPPISUN INDONESIA
Blok I-1-1
Manufacturing Chemical
39
PT NOF MAS CHEMICAL
Blok D-1
Manufacturing Chemical
40
PT NOJIMA PLASTIC INDONESIA
Blok E8
Manufacturing Plastic&Rubber
41
PT NOK INDONESIA
Jl Sulawesi II Blok F-3
Manufacturing Automotive
42
PT NSK BEARING MFG INDONESIA
Blok M-4
Manufacturing Metal Goods
43
PT NSK-ASK PRECISION BALL IND
Blok N-8
Manufacturing Automotive
44
PT NUSA TOYOTETSU CORP
Blok J-12
Manufacturing Automotive
45
PT ORIENTAL ASAHI LYMAN CARTONBOX
Jl Sulawesi II Blok F-5
Manufacturing Paper Product
46
PT ORIENTAL KYOWA INDUSTRIES
Jl Bali I Blok J-16
Manufacturing Plastic&Rubber
47
PT PARAMOUNT BED INDONESIA
Blok M-1-1
Manufacturing Metal Goods
48
PT PARKER METAL TREATMENT IND
Blok KK 11
Heat Treatment Services
49
PT POLYMATECH INDONESIA
Blok O-9
Manufacturing Plastic&Rubber
50
PT POSMI STEEL INDONESIA
Blok H-4-1
Manufacturing Automotive
51
PT PROGRESS TOYO INDONESIA
Blok H-4-3
Manufacturing Automotive
52
PT RIKEN ASAHI PLASTICS INDONESIA
Blok H-9
Manufacturing Plastic&Rubber
53
PT SANKEI GOHSYU INDUSTRIES (SGI)
Blok J8
Manufacturing Automotive
54
PT SANKEN INDONESIA
Blok GG-8
Manufacturing Electronic
55
PT SANKYO INDONESIA
Blok N-12A-14,15
Manufacturing Textile
56
PT SANYO SPECIAL STEEL INDONESIA
Blok T-6-2
Manufacturing Metal Goods
57
PT SEIWA INDONESIA
Jl Lombok I Blok M-2-2
Manufacturing Automotive
58
PT SEKISO INDUSTRIES INDONESIA
Blok NN-13
Manufacturing Automotive
59
PT SHINDENGEN INDONESIA
Blok FF-1
Manufacturing Automotive
60
PT SHINMEI ELECTRIC INDONESIA
Blok J-17-2
Manufacturing Electronic
61
PT SHINTO KOGYO INDONESIA
Blok KK -7-2
Manufacturing Automotive
62
PT SHOWPLAINDO
Blok I No 3-4
Manufacturing Plastic&Rubber
63
PT SLIONTEC EKADHARMA IND
Blok OO-1
Manufacturing Other Industries
64
PT SS SANGYO INDONESIA
Blok F-8
Manufacturing Plastic&Rubber
65
PT SUGITY CREATIVES
Blok J-18
Manufacturing Automotive
66
PT SUMCO INDONESIA
Blok GG-6
Manufacturing Metal Goods
67
PT SUMITOMO ELECTRIC WINTECH
Blok T-7
Manufacturing Metal Goods
68
PT SUNSTAR ENGINEERING IND
Blok I-2/1
Manufacturing Automotive
69
PT TAIYO TOSHIN INDONESIA
Jl Lombok Blok N16-19
Manufacturing Other Industries
70
PT TOKAI PRECISION INDONESIA
Blok D11
Services Distributor
71
PT TOPLA ABADI JAYA
Blok M-37
Manufacturing Plastic&Rubber
72
PT TOYO SEAL INDONESIA
Blok O-5
Manufacturing Plastic&Rubber
73
PT TOYOTA TSUHO LOGISTIC CENTER
Jl Lombok I Blok N10-11
Services Logistic
74
PT TSUTSUNAKA PLASTIC IND
Jl Irian Blok N-1-1
Manufacturing Chemical
75
PT UMEDA KOGYO INDONESIA
Blok T-1
Manufacturing Metal Goods
76
PT YAMADA INDONESIA
MM 2100 Industrial Town
Manufacturing Woods
77
PT YAMAHA MUSIC INDONESIA
Blok EE-3
Manufacturing Other Industries
78
PT YUTAKA MFG INDONESIA
Blok H-4
Manufacturing Automotive